Kamis, 15 Oktober 2015

Perilaku Organisasi pertemuan #6 (Fondasi dari kelompok)

“Kasus tawuran antar 2 kelompok  mahasiswa fakultas teknik dan fakultas hukum yang terjadi di satu kampus, menjadi topik utama berita yang terbesar di waktu belakangan ini. Hal ini disebabkan ada mahasiswa dari Fakultas Hukum Universitas Pancasila yang menggeber-geber motornya di depan Fakultas Teknik. Mahasiswa Fakultas Teknik tak terima, hingga akhirnya menyulut terjadinya tawuran tersebut.”

Ada beberapa sifat dari kelompok yang membantu membentuk perilaku kelompok, menjelaskan dan memprediksi perilaku individu. Mereka adalah peran, norma, status, ukuran, dan kekompakan.
Dalam kasus tersebut, peran perilaku kelompok mahasiswa fakultas hukum yang  tidak sesuai dengan perilaku yang diharapkan fakultas teknik. Norma perilaku kelompok yang menyimpang karena kelompok FT tidak menerima perilaku kelompok FH. Dengan begitu kerusuhan yang terjadi menimbulkan imbas ke lingkungan kampus, juga pencemaran nama baik kampus
Jadi agar tidak terjadi kasus tawuran antar kelompok, maka dengan pengolahan kelompok yang efektif dapat menghindari kerusuhan yang akan terjadi karena faktor internal dari kelompok itu sendiri. 

Selasa, 06 Oktober 2015

Perilaku Organisasi pertemuan #5 (Motivasi Kerja)


Sebagian pegawai yang ada di PT. Suka Ceria  seringkali tidak hadir di kantor, membuat jumlah barang yang di produksi  menurun. Dengan adanya kenaikan tunjangan, direktur perusahaan tesebut berharap kenaikan tunjangan ini mampu memacu peningkatan kinerja pegawai sehingga semakin meningkatkan jumlah produksi lebih serta pendapatan perusahaan.

Ada beberapa macam teori – teor motivasi kontemporer, yaitu teori kebutuhan McClelland, teori evaluasi kognitif, teori penentuan tujuan, teori efektivias diri, teori penguatan, teori keadilan dan teori harapan.

Dalam kasus diatas mangacu pada teori penguatan, dimana apabila seorang karyawan diberi penguatan yang positif, tentu membuat mereka termotivasi dalam kerjanya sehingga perilaku yang diharapkan akan meningkat. Sama halnya dengan  pegawai – pegawai yang diberi penguatan berupa upah yang dinaikkan, sehingga para pegawai termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya sesuai dengan harapan.


Jadi Teori Penguatan dapat mempengaruhi perilaku. Teori penguatan ini dapat memprediksi kualitas dan kuantitas pekerjaan, ketekunan dalam bekerja, dan ketidakhadiran para karyawan atau pegawainya.